Senin, Maret 25, 2019

Mengenali Makna Insights Facebook

Yuk, Belajar Analisa Insights Facebook!


Selanjutnya, kita akan membahas tentang analisis Facebook, yang bisa membantu kita dalam mengoptimalkan strategi media social marketing & branding awareness. Saat melihat gambar grafik di atas, bagi sebagian orang, mungkin akan berpikir “Apa artinya ini dan untuk apa melihat grafik yang memusingkan seperti ini? Bukankah update status setiap hari saja sudah cukup untuk menjalankan media sosial?”.Jika pertanyaan tersebut ada dalam kepala, maka mulai sekarang hilangkan pemikiran tersebut.
Mengolah media sosial bukanlah hanya semata-mata “yang penting update status”, melainkan juga butuh strategi untuk menjalankan konten di dalamnya. Kita bahas Facebook terlebih dahulu. Media sosial ini masih memimpin sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak di Indonesia. Media sosial buatan Mark Elliot Zuckerberg pada Februari 2004 ini sangat cocok bagi kamu yang mengembangkan branding, karena Facebook tidak mengenal batasan jumlah fans dan memiliki Insights yang memungkinkan Anda melakukan analisis guna mencapai tujuan dan target konten yang tepat sasaran.
            Bagaimana cara melihat Insights/analitik Facebook dan apa maksud grafik dalam tiap bagian Insights ini? Caranya cukup mudah. Saat kita sudah memiliki fanspage, kita bisa memilih menu Insights dan akan menemui beberapa grafik serta istilah berikut ini. (Note : klik gambarnya kalau kurang jelas ya!)

Bagian
Makna
Action on Page
Berapa jumlah klik di info kontak atau call to action button. Info kontak ini bisa berupa nomor telpon, website, dll. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Page Views
Berapa kali page profile atau fanspage kita dilihat sama orang. Jumlah orang yang mengunjungi fanspage kita. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Page Previews
Berapa kali orang meninjau/menggerakan fanspage kita (berapa kali orang melihat konten fanspage kita). Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Page Likes
Berapa jumlah orang baru yang nge-like fanspage kita. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Reach
Berapa jumlah orang yang melihat postingan kita, baik orang itu masuk di fanspage kita atau postingan kita masuk di halaman beranda Facebook mereka. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Recommendations
Berapa kali orang merekomendasikan fanspage kita. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Post Engagements
Berapa kali orang terlibat dengan postingan kita (baik like, komentar, atau share, dll). Jumlah orang berinteraksi dengan postingan kita. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Page Responsiveness
Berapa persen message/inbox/pesan yang kita tanggapi. Waktu respons : waktu rata-rata yang diperlukan untuk menanggapi pesan tersebut. Analitik ini hanya dapat dilihat per hari.
Videos
Berapa kali video kita diputar/dimainkan (min. selama 3 detik). Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.
Page Followers
Berapa orang baru yang mem-follow/mengikuti fanspage kita. Analitik ini dapat dilihat per hari, per minggu, dan per 28 hari.

Penasaran siapa saja yang jadi audience kita selama ini?
Selanjutnya, bagaimana cara melihat siapa saja yang menjadi fans, pengikut, pengomentar, dan penonton (audience) fanspage kita? Kita bisa mulai mencari tahu siapa aja sih audience kita selama ini dengan cara masuk bagian Insights – People.
Dengan mengetahui demografi ini, kita dapat menentukan konten apa yang cocok untuk kita pergunakan. Selanjutnya, buatlah topik dan konten yang sesuai dan berikan value/nilai kepada si audience dengan memperhatikan kembali beberapa hal (baca : hal yang perlu diperhatikan saat membuat konten media sosial). Jika kita sudah berhasil mengimplementasikan konten yang tepat, maka kita dapat “mendulang” trafik yang hasilnya cukup signifikan.


Berdasarkan data Fans di atas, audience yang telah menyukai (like) di fanspage kita adalah 32% perempuan dan 67% laki-laki dengan mayoritas rentang umur 25-34 tahun. Adapun rentang usia terbesar lainnya berada di kisaran 35-44 tahun. Mungkin akan timbul pertanyaan di benak kalian, apakah hanya mereka saja yang selama ini mengikuti dan membaca postingan fanspage kita? Eits, tunggu dulu!
            Dalam grafik ini terdapat Fans, Followers, Reached, dan Engaged, dimana hasil grafik ini belum tentu semuanya memberikan hasil yang sama. Contohnya saja, saat kita melihat di grafik Reached.


Berdasarkan data Reached di atas, audience yang telah melihat dan menjangkau postingan kita adalah 24% perempuan dan 76% laki-laki dengan mayoritas rentang umur 25-34 tahun. Adapun rentang usia terbesar lainnya berada di kisaran 18-24 tahun. Mungkin akan timbul pertanyaan lagi di benak kalian, apakah hanya mereka saja yang selama ini menanggapi (baik like, comment, dan share) postingan kita? Eitsss, tunggu lagi! Coba kita lihat lagi di grafik Engaged yang akan menggambarkan siapa saja yang sudah berinteraksi dengan kita dalam bentuk memberi like, comment, dan share postingan kita.


Nah, dari data Engaged di atas, audience yang telah menanggapi postingan kita adalah 20% perempuan dan 80% laki-laki dengan mayoritas rentang umur 18-24 tahun. Adapun rentang usia terbesar lainnya berada di kisaran 25-34 tahun dan disusul oleh rentang usia 35-44 tahun. Dari sinilah kita bisa menentukan topik dan konten apa yang cocok untuk audience kita. Selanjutnya, evaluasilah feedback yang kamu dapatkan dari topik dan konten yang telah dibuat. Apakah audience merasa puas dan memberikan feedback positif, atau justru malah memberikan feedback yang negatif
            Selain rentang umur, persentase gender antara laki-laki dan perempuan, di dalam Insights ini juga menyertakan lokasi mana saja yang menjadi Fans, Followers, Reached, dan Engaged kita. Contohnya seperti tampilan di bawah ini.


Jam berapa yang tepat untuk posting di Facebook?
Selain bisa melihat siapa audience kita selama ini, kita juga bisa mengamati waktu/jam dimana para audience kita sedang online/sedang memainkan media sosialnya. Hal ini sangat berguna untuk menentukan waktu yan tepat & efektif untuk membagikan konten atau posting di media sosial khususnya di Facebook.
Di Insights ini, kita bisa melihat kapan audience tengah online, pukul berapa, dan hari apa saja. Dengan begitu, kita bisa membuat jadwal yang paling cocok untuk membagikan konten di Facebook. Setelah mengetahui waktu yang pas, kita bisa memanfaatkan fitur Scheduled Post untuk menjadwalkan postingan konten kita, tanpa harus posting secara manual.


Dari data di atas, bisa didapatkan bahwa audience kita -mayoritas- tengah online atau memainkan Facebook pada pukul 13.00 (jam 1 siang) hingga 1.441 audience, lalu disusul dengan jam 19.00 (jam 7 malam) hingga 1.436 audience. Selain itu, berdasarkan data tersebut, kita dapat mengetahui bahwa audience hampir setiap hari aktif memainkan Facebook dan paling banyak menggunakan Facebook di hari Jumat.
Dengan mendapatkan data-data tersebut di atas, kita bisa mulai mengatur strategi mulai dari pembuatan konten hingga proses posting di Facebook secara lebih efektif dan efisien. Jangan lupa untuk mengevaluasi kembali konten dan postingan kita, baik berupa feedback positif dan negatif. Manfaatkan fitur-fitur yang ada untuk mengetahui jenis konten seperti apa dan apakah konten yang kita bagian memberikan efek pengaruh kepada audience seperti yang kita harapkan. Selamat mencoba!

Senin, Februari 04, 2019

Yuk, Belajar Social Media Analytics!


Yuk, Belajar Social Media Analytics!


Media Sosial Sarana Bisnis
Apakah kamu termasuk orang yang menggunakan media sosial untuk menjalankan bisnis? Sekarang, media sosial telah menjadi sebuah lahan yang efektif untuk memasarkan suatu produk. Mayoritas pemilik bisnis kini menjadikan media sosial sebagai kebutuhan pokok dan sarana berkomunikasi di dunia maya. Media sosial mampu menjangkau banyak orang, jumlah pengguna media sosial yang sangat tinggi, dan biaya yang relatif ramah di kantong dibanding media lainnya, 3 kondisi inilah yang menguatkan statement bahwa media sosial adalah media digital marketing yang sangat efektif.
Saat media sosial dipergunakan dengan tepat dan benar oleh bisnis maupun individual, fungsinya pun bisa jauh lebih luas. Nah, untuk memaksimalkan media sosial sebagai sarana komunikasi dan digital marketing, maka kita perlu mengetahui beberapa analisis media sosial untuk memastikan apakah konten yang kita posting merupakan konten yang tepat sasaran dan mencapai tujuan/target yang kita inginkan.

Manfaat Media Sosial
Sebelum sampai ke pembahasan tentang makna analisis media sosial, mari kita bahas fungsi media sosial ini terlebih dahulu. Apa sih fungsi dan manfaat media sosial? Apakah hanya untuk update status, berbagi foto, link, dan video saja? Seperti yang telah dibahas sebelumnya, fungsi media sosial bisa lebih luas dari hal itu. Saat ini, bisnis, blogger, influencer, maupun public figure tentu membutuhkan media sosial. Lantas, mengapa mereka membutuhkan media sosial?

Sebagai suatu identitas
Ingin dikenal sebagai apa? Bentuk bisnis dan public figure yang bagaimana? Keuntungan apa yang ingin diberikan ke audience, fans, atau follower? Media sosial adalah tempat yang bagus untuk menyampaikan semua hal tersebut, dengan kata lain media sosial membantu kita untuk menggambarkan identitas diri/identitas bisnis kita.
Identitas ini berbeda dengan personal branding. Perbedaannya, personal branding adalah persepsi publik terhadap bisnis kita. Sedangkan, identitas di sini adalah bagaimana cara merepresentasikan bisnis kita kepada publik. Identitas dan personal branding memang cukup sulit diterima, karena audience tentunya memiliki wawasan , latar belakang, dan pengalaman yang berbeda-beda. Namun, agar mindset atau produk yang kita promosikan menancap di pikiran audience, kita perlu memiliki keahlian menggiring opini publik. Dalam membangun identitas di media sosial, kita perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
ü  Kepribadian : ada 2 jenis kepribadian akun-akun media sosial, antara santai atau serius (bukan kaku). TIdak ada nilai “salah” antara kedua jenis kepribadian tersebut, yang perlu kalian perhatikan adalah mana yang mencerminkan bisnis dan mana yang tepat untuk audience kita. Pastikan kalian memilih yang tepat dan gunakan secara konsisten.
ü  Simbol : logo, foto profil, dan cover merupakan simbol paling mudah untuk menunjukkan siapa diri kita dan bisnis apa yang kita kelola. Pilihlah foto yang paling mewakili identitas bisnis kita.
ü  Gaya bahasa : media sosial adalah media komunikasi lisan “yang dituliskan”, sehingga kadang terjadi salah pengertian. Kita perlu menentukan bagaimana gaya bahasa yang ingin dilekatkan dalam benak audience, seriuskah, formal, lucu, bersahabat. luwes? Kata-kata atau gaya bahasa akan mencerminkan bisnis kita.
ü  Topik : update status di media sosial memang mudah dan bebas, namun pada kenyataannya tidak sebebas itu. Sebelum membuat pernyataan tentang topik apapun, pertimbangkan apakah cocok dengan identitas yang kita bangun.
ü  Bidang : kesalahan paling fatal yang sering dilakukan dalam pelaku bisnis adalah tidak tepat memilih bidang mereka. Tidak semua bidang yang sedang trend bisa kita ikuti di media sosial.

Media komunikasi & interaksi
Tanamkan mindset bahwa “orang berada di media sosial untuk berinteraksi” dan mulailah untuk memanusiakan audience kita. Tentu saja kita bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan para audience/follower di media sosial. Perkuat dan tingkatkan komunikasimu dengan para audience. Komunikasi yang efektif akan membangun sebuah kedekatan/keakraban. Ketika sudah dekat dan mengenal, maka audience akan lebih mudah menerima informasi apapun yang kita sampaikan.

Feedback
Penting diketahui bahwa feedback tidak hanya berupa komentar, bisa juga berupa like, dislike, dan juga share. Melalui media sosial, kita bisa mendapatkan feedback yang bisa kita pergunakan untuk meningkatkan mutu kualitas konten kita. Semakin berkualitas konten yang kita bagikan, maka semakin banyak feedback positif yang akan kita dapatkan. Begitu pula sebaliknya, saat konten yang kita bagikan mendapat feedback negatif, maka kita perlu mengevaluasi konten tersebut.

Analisa demografi
Media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube dilengkapi dengan fitur analitik yang bisa kita pergunakan untuk menganalisis demografi audience. Dengan mengetahui demografi audience, kita dapat menentukan media sosial dan konten apa yang cocok untuk kita pergunakan. Setelah berhasil  mengimplementasikan media sosial dan konten yang tepat, maka kita dapat “mendulang” trafik yang hasilnya cukup signifikan.

Membantu membuat keputusan
Inilah salah satu kegunaan media sosial di dunia bisnis. Media sosial membantu calon pelanggan dan audience dalam memutuskan untuk membeli/menggunakan produk tersebut atau tidak. Karena pada kenyataannya, banyak keputusan yang dibuat dengan dasar kepuasan semata. Misalnya, si audience membeli sebuah produk hanya karena produk tersebut diulas oleh seseorang yang ia kagumi (seperti efek endorsement produk).

Media Sosial Sarana Marketing & Branding
Menggunakan media sosial sebagai sarana marketing dan branding bukanlah langkah yang buruk. Tapi, banyak orang yang gagal karena mereka yang menggunakan media sosial ini terjebak di jalur yang salah. Mereka hanya melakukan :
ü  Bikin akun, menghiasi foto & melengkapi profilnya
ü  Buat postingan yang menarik untuk mendapatkan icon jempol alias like
Perlu diingat lagi bahwa 2 hal tersebut di atas TIDAK CUKUP! Sangat tidak cukup.
Agar upaya kita tidak sia-sia dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana marketing dan branding, berikut ini saran strategi penggunaan media sosial yang sesungguhnya.
Fokus pada satu media sosial
Pilih dan fokuskan pada satu media sosial. Memang semakin banyak kita muncul di media sosial, semakin cepat kita dikenal. Tapi, ada beberapa yang harus dipertimbangkan, seperti waktu, biaya, tenaga, dan ilmu.
Mengelola media sosial untuk bisnis itu tidak sederhana. Bukan hanya sekedar posting setiap hari. Dan yang terpenting, jangan menyamakan konten yang kalian bagikan di satu media sosial ke media sosial lainnya. Pilihlah media sosial berdasarkan…
ü  Ukuran : lebih besar pengguna media sosialnya lebih baik, tapi belum tentu
ü  Audience : media sosial mana yang dipakai oleh kebanyakan target audience kita
ü  Konten : tempat yang paling efektif, untuk berbagi video, gambar, atau teks
  

Youtube menempati posisi tertinggi sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak, disusul oleh Facebook, WA, dan Instagram. Apa ini artinya Youtube paling bagus? Bisa jadi, tapi… belum tentu. Ukuran dan umur memang 2 faktor utama dalam menentukan media sosial, tapi hal ini juga masih dipengaruhi oleh audience dan bisnis yang kalian lakoni. Mari kita lihat karakteristik dari masing-masing media sosial.

Gunakan Facebook
KALAU… kalian tidak mau ambil pusing.
Hampir semua orang menggunakan Facebook, baik dari berbagai rentang usia dan berbagai minat. Kemungkinan besar target pasar kalian ada di Facebook. Tapi, dengan jumlah pengguna yang sangat besar, Facebook punya filter yang ketat.
Kurang dari 1% dari orang yang mengikuti/me-like Fanspage akan berinteraksi dengan kalian.
Maka dari itu, kita akan sangat mengandalkan iklan untuk mendongkrak fanspage kita lebih dikenal orang. Selain itu, jenis konten di Facebook sangat beragam, mulai dari teks, gambar, video, dan link. Ada baiknya, kalian dapat menggunakannya secara bersamaan dan tidak berfokus pada salah satu jenis konten. Frekuensi konten di Facebook rendah, tapi kualitasnya harus tinggi.

Gunakan Twitter
KALAU… target pasar kalian berusia muda.
Twitter lebih populer untuk pengguna berusia 18-35 tahun. Kurang dan lebih dari itu, sangat jarang yang menggunakan Twitter (namun golongan usia semakin lama akan semakin merata mengikuti perkembangan trend).
Pengguna Twitter di Indonesia lebih tertarik dengan konten yang singkat dan santai. Tapi, banyak juga pengguna Twitter yang lebih suka membaca sekilas dan memasuki link yang ditautkan di tweetnya. Jadi, lihat kembali apa yang kita promosikan/pasarkan dan seperti apa konten kita.
Kalau apa yang kalian promosikan dapat dideskripsikan secara singkat dalam 140 karakter dan bisa menarik orang lain untuk mengunjungi website kita, maka gunakanlah Twitter. Menjangkau follower di Twitter lebih mudah jika dibandingkan menjangkau pengikut fanspage Facebook. Maka dari itu, frekuensi konten di Twitter sebaiknya lebih tinggi daripada Facebook.

Gunakan Instagram
KALAU… apa yang kalian pasarkan bisa disuguhkan dalam foto/gambar yang menarik audience.
Kalau apa yang kalian pasarkan tidak dapat disajikan dalam bentuk foto atau gambar yang menarik, jangan gunakan Instagram. Golongan usia di Instagram saat ini 18 – 34 tahun dan tingkat interaksi follower di Instagram jauh lebih tinggi.
Instagram lebih mudah untuk dikelola bersama Facebook dan Twitter. Karena konten di Instagram sebagian besar hanya berupa gambar. Gambar yang kalian upload di Instagram bisa digunakan kembali untuk menjadi konten di Facebook atau Twitter, tapi perhatikan kembali teks yang akan kalian bagikan. Saat menggunakan Twitter dan Instagram pastikan kalian menggunakan kalimat yang ringkas dan santai serta sisipkan hashtag.

Gunakan Youtube
KALAU… apa yang kalian pasarkan bisa disajikan dalam bentuk video dan rutin upload.
            Youtube menjadi situs web dengan jumlah pengguna terbanyak menembus angka 1,8 miliar di tahun 2018 dan bisa jadi mereka-lah target audience kita. Selain menjadi media promosi, pengenalan brand, pengenalan produk, dan memberikan layanan customer, media sosial ini nyatanya dapat menghasilkan uang bagi pemilik bisnis itu sendiri.
            Jangkauan pengguna aktif media sosial ini pun lebih luas dari 18 hingga 49 tahun dan jumlah pengguna ini naik lebih dari 3x lipat per tahun. Youtube menjadi mesin pencarian terbesar ke-dua di dunia setelah Google, hal ini berarti orang selalu mencari informasi menggunakan Youtube dan menemukan video yang berkaitan dengan topik yang mereka cari.

Strategi Konten dalam Media Sosial
Tanpa konten yang menarik, semua hal yang kalian lakukan di media sosial akan percuma. Ada banyak hal yang bisa dibahas mengenai konten. Sekarang, kita bahas terlebih dahulu konsep dasarnya. Kesuksesan dalam media sosial ditentukan oleh 3 hal berikut.
ü  Kualitas konten
ü  Pemilihan waktu posting
ü  Frekuensi posting
Meski kualitasnya tinggi, tapi kalau salah pilih waktu, maka hasilnya kurang maksimal. Begitu pula dengan sebaliknya. Kembali lagi dalam jenis konten, yaitu teks, link, gambar, dan video. Ternyata, tidak semua jenis konten tersebut mendapatkan jumlah interaksi yang sama. Konten jenis tertentu akan mendapatkan lebih banyak feedback audience.
            Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh Twitter, jenis tweet inilah yang mendapat retweet terbanyak.


Tweet dengan hashtag mendapaatkan 16% feedback daripada tweet biasa, tweet dengan foto atau gambar akan mendapaatkan 35% feedback audience, dan seterusnya. Apakah ini sama dengan media sosial lainnya? Jangan salah… Di Facebook sedikit berbeda. Ini jenis postingan yang mendapatkan hasil terbaik di Facebook.


Postingan yang disertai dengan tautan link di dalamnya akan mendapatkan jumlah jangkauan dan feedback lebih besar. Dengan begitu, untuk menjangkau banyak audience di Facebook, usahakan menggunakan link. Tipe konten link yang paling banyak mendapatkan feedback biasanya berupa list post/artikel list (seperti: 5 manfaat….), why post/penjelasan mengapa (seperti: ini alasan mengapa…), video, how to/panduan (seperti: cara mudah….), dan what post/penjelasan apa (seperti: apa itu…..).
Setelah mengetahui konten apa yang tepat dan media sosial apa yang perlu difokuskan, sekarang kita memasuki frekuensi dan waktu yang optimal untuk berbagi konten tersebut di media sosial. Seperti yang sudah dijelaskan, frekuensi postingan Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya berbeda-beda. Berikut ini rekomendasi frekuensi optimal untuk masing-masing media sosial.
ü  Facebook : 2-3x sehari
ü  Twitter : 3-5x sehari
ü  Instagram : 1-2x sehari
ü  Youtube : minimal 1x per minggu
Lalu, bagaimana mengetahui waktu yang optimal? Waktu optimal ini akan dibahas lebih lanjut di penjelasan selanjutnya di masing-masing media sosial. Tapi, berikut ini ada gambaran dari Buffer mengenai jam posting yang ideal.


Mengelola media sosial bukanlah pekerjaan sekali jalan, melainkan berkelanjutan. Tidak peduli seberapa bagusnya konten kita, kalau hanya dilakukan sekali-sekali maka strategi kalian tidak akan berhasil dan audience akan lebih mudah lupa. Lagi, lagi, media sosial bukan hanya membuat konten, ada pekerjaan lain yang harus dilakukan, yaitu:
ü  Berinteraksi dengan audience
ü  Perencanaan konten
ü  Analisa statistik dan goal
ü  Perencanaan dan eksperimen

Untuk mempermudah proses implementasi strategi dan pelaksanaan penggunaan media sosial ini, kalian bisa mengikuti tugas harian, mingguan, dan bulanan ini.

Tugas harian:
ü  Membalas mention, pesan, dan komentar audience
ü  Melakukan monitoring kata kunci/keyword
ü  Menerbitkan/menjadwalkan konten baru
ü  Mencari bahan untuk konten baru
ü  Mencari ilmu dan referensi mengenai strategi media sosial terbaru
ü  Berinteraksi dengan audience dan influencer
ü  Membuat gambar untuk konten
ü  Membuat konten untuk dibagikan ke media sosial

Tugas mingguan:
ü  Analisa konten dalam seminggu terakhir
ü  Analisa peningkatan dan penurunan
ü  Analisa terhadap goal dan sasaran yang sudah ditentukan
ü  Analisa hashtag
ü  Optimasi website untuk media sosial

Tugas bulanan:
ü  Memeriksa goal yang sudah dibuat
ü  Membuat goal baru
ü  Merencanakan eksperimen baru untuk sebulan kedepan
ü  Update foto profil, deskripsi, bio, dll
ü  Melakukan penyesuaian terhadap frekuensi dan jadwal posting

Yang tidak kalah penting adalah :
“Media sosial BUKAN untuk MENGHASILKAN PENJUALAN langsung, melainkan mendapatkan REPUTASI dan membangun BRAND.”


Jangan mengharapkan penjualan langsung dari media sosial, karena media sosial bukanlah tempat untuk kita saat ingin membeli sesuatu. Mayoritas audience media sosial menggunakan jejaring sosialnya untuk terhubung dengan keluarga, teman, mencari trend, menulis review, pendapat, opini, pikiran, dan sebagainya. Lebih baik kalian berfokus untuk membangun brand dan mendongkrak reputasi, bukan untuk menjual.
            Selain itu, jangan terlalu sering membicarakan tentang produk atau bisnis kalian sendiri. Audience tidak akan peduli dengan kita. Ingat, audience menggunakan media sosialnya untuk mencari kabar teman, keluarga, atau mencari konten yang menarik. Lebih baik kalian menyediakan konten yang mereka cari, entah seperti informasi penyelesaian masalah/kendala, layanan customer service, informasi yang menghibur, edukatif, atau promosi dan event.
            Tentu kalian semua mengetahui bahwa “Content is a king” atau konten adalah raja. Ungkapan ini memang benar, tanpa konten yang berkualitas akan mustahil bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Tapi, di media sosial beda. Kualitas konten masih penting, tapi konteks juga sangat penting. Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah kejadian, ide, pernyataan, gagasan, sehingga semuanya terhubung dan bisa dipahami dengan jelas. Lebih baik kalian membuat profil atau gambaran dari orang-orang yang akan tertarik dengan bisnis kita.
           
Do not
Do
Mencari pembeli langsung di media sosial
Bangun brand di media sosial
Menggunakan FB Ads untuk langsung mendapatkan pembeli
Gunakan FB Ads untuk mendapatkan kontak audience
Membuat konten hanya di media sosial
Buat konten di website & media sosial sebagai tempat distribusinya
Membuka toko di media sosial
Bawa orang yang ingin membeli ke website

Mengenali Makna Insights Facebook

Yuk, Belajar Analisa Insights Facebook! Selanjutnya, kita akan membahas tentang analisis Facebook, yang bisa membantu kita dalam m...