Yuk, Belajar Social Media
Analytics!
Media Sosial Sarana Bisnis
Apakah
kamu termasuk orang yang menggunakan media sosial untuk menjalankan bisnis? Sekarang,
media sosial telah menjadi sebuah lahan yang efektif untuk memasarkan suatu
produk. Mayoritas pemilik bisnis kini menjadikan media sosial sebagai kebutuhan
pokok dan sarana berkomunikasi di dunia maya. Media sosial mampu menjangkau
banyak orang, jumlah pengguna media sosial yang sangat tinggi, dan biaya yang
relatif ramah di kantong dibanding media lainnya, 3 kondisi inilah yang
menguatkan statement bahwa media
sosial adalah media digital marketing yang sangat efektif.
Saat
media sosial dipergunakan dengan tepat dan benar oleh bisnis maupun individual,
fungsinya pun bisa jauh lebih luas. Nah, untuk memaksimalkan media sosial
sebagai sarana komunikasi dan digital marketing, maka kita perlu mengetahui
beberapa analisis media sosial untuk memastikan apakah konten yang kita posting
merupakan konten yang tepat sasaran dan mencapai tujuan/target yang kita
inginkan.
Manfaat Media Sosial
Sebelum
sampai ke pembahasan tentang makna analisis media sosial, mari kita bahas
fungsi media sosial ini terlebih dahulu. Apa sih fungsi dan manfaat media
sosial? Apakah hanya untuk update status, berbagi foto, link, dan video saja?
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, fungsi media sosial bisa lebih luas dari
hal itu. Saat ini, bisnis, blogger, influencer, maupun public figure tentu
membutuhkan media sosial. Lantas, mengapa mereka membutuhkan media sosial?
Sebagai
suatu identitas
Ingin
dikenal sebagai apa? Bentuk bisnis dan public figure yang bagaimana? Keuntungan
apa yang ingin diberikan ke audience, fans, atau follower? Media sosial adalah
tempat yang bagus untuk menyampaikan semua hal tersebut, dengan kata lain media
sosial membantu kita untuk menggambarkan identitas diri/identitas bisnis kita.
Identitas
ini berbeda dengan personal branding. Perbedaannya, personal branding adalah
persepsi publik terhadap bisnis kita. Sedangkan, identitas di sini adalah
bagaimana cara merepresentasikan bisnis kita kepada publik. Identitas dan
personal branding memang cukup sulit diterima, karena audience tentunya
memiliki wawasan , latar belakang, dan pengalaman yang berbeda-beda. Namun, agar
mindset atau produk yang kita promosikan menancap di pikiran audience, kita
perlu memiliki keahlian menggiring opini publik. Dalam membangun identitas di
media sosial, kita perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya:
ü Kepribadian
: ada 2 jenis kepribadian akun-akun media sosial, antara santai atau serius (bukan
kaku). TIdak ada nilai “salah” antara kedua jenis kepribadian tersebut,
yang perlu kalian perhatikan adalah mana yang mencerminkan bisnis dan mana yang
tepat untuk audience kita. Pastikan kalian memilih yang tepat dan gunakan
secara konsisten.
ü Simbol :
logo, foto profil, dan cover merupakan simbol paling mudah untuk menunjukkan
siapa diri kita dan bisnis apa yang kita kelola. Pilihlah foto yang paling
mewakili identitas bisnis kita.
ü Gaya bahasa :
media sosial adalah media komunikasi lisan “yang dituliskan”, sehingga kadang
terjadi salah pengertian. Kita perlu menentukan bagaimana gaya bahasa yang
ingin dilekatkan dalam benak audience, seriuskah, formal, lucu, bersahabat.
luwes? Kata-kata atau gaya bahasa akan mencerminkan bisnis kita.
ü Topik :
update status di media sosial memang mudah dan bebas, namun pada kenyataannya
tidak sebebas itu. Sebelum membuat pernyataan tentang topik apapun,
pertimbangkan apakah cocok dengan identitas yang kita bangun.
ü Bidang :
kesalahan paling fatal yang sering dilakukan dalam pelaku bisnis adalah tidak
tepat memilih bidang mereka. Tidak semua bidang yang sedang trend bisa kita
ikuti di media sosial.
Media komunikasi &
interaksi
Tanamkan mindset bahwa “orang berada
di media sosial untuk berinteraksi” dan mulailah untuk memanusiakan audience
kita. Tentu saja kita bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan para
audience/follower di media sosial. Perkuat dan tingkatkan komunikasimu dengan
para audience. Komunikasi yang efektif akan membangun sebuah
kedekatan/keakraban. Ketika sudah dekat dan mengenal, maka audience akan lebih
mudah menerima informasi apapun yang kita sampaikan.
Feedback
Penting diketahui bahwa feedback tidak hanya berupa komentar,
bisa juga berupa like, dislike, dan
juga share. Melalui media sosial,
kita bisa mendapatkan feedback yang
bisa kita pergunakan untuk meningkatkan mutu kualitas konten kita. Semakin
berkualitas konten yang kita bagikan, maka semakin banyak feedback positif yang akan kita dapatkan. Begitu pula sebaliknya,
saat konten yang kita bagikan mendapat feedback
negatif, maka kita perlu mengevaluasi konten tersebut.
Analisa demografi
Media sosial, seperti Facebook,
Twitter, Instagram, dan Youtube dilengkapi dengan fitur analitik yang bisa kita
pergunakan untuk menganalisis demografi audience. Dengan mengetahui demografi
audience, kita dapat menentukan media sosial dan konten apa yang cocok untuk
kita pergunakan. Setelah berhasil
mengimplementasikan media sosial dan konten yang tepat, maka kita dapat
“mendulang” trafik yang hasilnya cukup signifikan.
Membantu membuat
keputusan
Inilah salah satu kegunaan media
sosial di dunia bisnis. Media sosial membantu calon pelanggan dan audience
dalam memutuskan untuk membeli/menggunakan produk tersebut atau tidak. Karena
pada kenyataannya, banyak keputusan yang dibuat dengan dasar kepuasan semata.
Misalnya, si audience membeli sebuah produk hanya karena produk tersebut diulas
oleh seseorang yang ia kagumi (seperti efek endorsement
produk).
Media Sosial Sarana Marketing &
Branding
Menggunakan media sosial
sebagai sarana marketing dan branding bukanlah langkah yang buruk. Tapi, banyak
orang yang gagal karena mereka yang menggunakan media sosial ini terjebak di
jalur yang salah. Mereka hanya melakukan :
ü Bikin akun, menghiasi
foto & melengkapi profilnya
ü Buat postingan yang
menarik untuk mendapatkan icon jempol alias like
Perlu
diingat lagi bahwa 2 hal tersebut di atas TIDAK CUKUP! Sangat tidak cukup.
Agar upaya kita tidak sia-sia dalam memanfaatkan media sosial
sebagai sarana marketing dan branding, berikut ini saran strategi penggunaan
media sosial yang sesungguhnya.
Fokus pada satu media
sosial
Pilih dan fokuskan pada satu media sosial. Memang semakin
banyak kita muncul di media sosial, semakin cepat kita dikenal. Tapi, ada beberapa
yang harus dipertimbangkan, seperti waktu, biaya, tenaga, dan ilmu.
Mengelola media sosial untuk bisnis itu tidak sederhana.
Bukan hanya sekedar posting setiap hari. Dan yang terpenting, jangan menyamakan
konten yang kalian bagikan di satu media sosial ke media sosial lainnya.
Pilihlah media sosial berdasarkan…
ü Ukuran : lebih besar pengguna
media sosialnya lebih baik, tapi belum tentu
ü Audience : media sosial
mana yang dipakai oleh kebanyakan target audience kita
ü Konten : tempat yang
paling efektif, untuk berbagi video, gambar, atau teks
Youtube
menempati posisi tertinggi sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak,
disusul oleh Facebook, WA, dan Instagram. Apa ini artinya Youtube paling bagus?
Bisa jadi, tapi… belum tentu. Ukuran dan umur memang 2 faktor utama dalam
menentukan media sosial, tapi hal ini juga masih dipengaruhi oleh audience dan
bisnis yang kalian lakoni. Mari kita lihat karakteristik dari masing-masing
media sosial.
Gunakan
Facebook
KALAU…
kalian tidak mau ambil pusing.
Hampir semua orang menggunakan Facebook, baik dari berbagai
rentang usia dan berbagai minat. Kemungkinan besar target pasar kalian ada di
Facebook. Tapi, dengan jumlah pengguna yang sangat besar, Facebook punya filter
yang ketat.
Kurang dari 1% dari orang yang mengikuti/me-like Fanspage akan berinteraksi dengan kalian.
Maka dari itu, kita akan sangat mengandalkan iklan untuk
mendongkrak fanspage kita lebih dikenal orang. Selain itu, jenis konten di
Facebook sangat beragam, mulai dari teks, gambar, video, dan link. Ada baiknya,
kalian dapat menggunakannya secara bersamaan dan tidak berfokus pada salah satu
jenis konten. Frekuensi konten di
Facebook rendah, tapi kualitasnya harus tinggi.
Gunakan Twitter
KALAU…
target pasar kalian berusia muda.
Twitter lebih populer untuk pengguna berusia 18-35 tahun.
Kurang dan lebih dari itu, sangat jarang yang menggunakan Twitter (namun
golongan usia semakin lama akan semakin merata mengikuti perkembangan trend).
Pengguna Twitter di Indonesia lebih tertarik dengan konten
yang singkat dan santai. Tapi, banyak juga pengguna Twitter yang lebih suka
membaca sekilas dan memasuki link yang ditautkan di tweetnya. Jadi, lihat
kembali apa yang kita promosikan/pasarkan dan seperti apa konten kita.
Kalau apa yang kalian promosikan dapat dideskripsikan secara
singkat dalam 140 karakter dan bisa menarik orang lain untuk mengunjungi
website kita, maka gunakanlah Twitter. Menjangkau follower di Twitter lebih
mudah jika dibandingkan menjangkau pengikut fanspage Facebook. Maka dari itu, frekuensi konten di Twitter sebaiknya lebih tinggi daripada Facebook.
Gunakan Instagram
KALAU…
apa yang kalian pasarkan bisa disuguhkan dalam foto/gambar yang menarik
audience.
Kalau apa yang kalian pasarkan tidak dapat disajikan dalam
bentuk foto atau gambar yang menarik, jangan gunakan Instagram. Golongan usia
di Instagram saat ini 18 – 34 tahun dan tingkat interaksi follower di Instagram
jauh lebih tinggi.
Instagram lebih mudah untuk dikelola bersama Facebook dan
Twitter. Karena konten di Instagram sebagian besar hanya berupa gambar. Gambar
yang kalian upload di Instagram bisa digunakan kembali untuk menjadi konten di
Facebook atau Twitter, tapi perhatikan kembali teks yang akan kalian bagikan.
Saat menggunakan Twitter dan Instagram pastikan kalian menggunakan kalimat yang
ringkas dan santai serta sisipkan hashtag.
Gunakan Youtube
KALAU…
apa yang kalian pasarkan bisa disajikan dalam bentuk video dan rutin upload.
Youtube menjadi situs web dengan
jumlah pengguna terbanyak menembus angka 1,8 miliar di tahun 2018 dan bisa jadi
mereka-lah target audience kita. Selain menjadi media promosi, pengenalan
brand, pengenalan produk, dan memberikan layanan customer, media sosial ini
nyatanya dapat menghasilkan uang bagi pemilik bisnis itu sendiri.
Jangkauan pengguna aktif media
sosial ini pun lebih luas dari 18 hingga 49 tahun dan jumlah pengguna ini naik
lebih dari 3x lipat per tahun. Youtube menjadi mesin pencarian terbesar ke-dua
di dunia setelah Google, hal ini berarti orang selalu mencari informasi
menggunakan Youtube dan menemukan video yang berkaitan dengan topik yang mereka
cari.
Strategi Konten dalam Media Sosial
Tanpa konten yang menarik, semua hal yang kalian lakukan di
media sosial akan percuma. Ada banyak hal yang bisa dibahas mengenai konten.
Sekarang, kita bahas terlebih dahulu konsep dasarnya. Kesuksesan dalam media
sosial ditentukan oleh 3 hal berikut.
ü Kualitas konten
ü Pemilihan waktu posting
ü Frekuensi posting
Meski kualitasnya tinggi, tapi kalau salah pilih waktu, maka
hasilnya kurang maksimal. Begitu pula dengan sebaliknya. Kembali lagi dalam
jenis konten, yaitu teks, link, gambar, dan video. Ternyata, tidak semua jenis
konten tersebut mendapatkan jumlah interaksi yang sama. Konten jenis tertentu
akan mendapatkan lebih banyak feedback
audience.
Berdasarkan data resmi yang
dikeluarkan oleh Twitter, jenis tweet inilah yang mendapat retweet terbanyak.
Tweet dengan hashtag mendapaatkan 16% feedback daripada tweet biasa, tweet dengan foto atau gambar akan
mendapaatkan 35% feedback audience,
dan seterusnya. Apakah ini sama dengan media sosial lainnya? Jangan salah… Di
Facebook sedikit berbeda. Ini jenis postingan yang mendapatkan hasil terbaik di
Facebook.
Postingan yang disertai dengan tautan link di dalamnya akan
mendapatkan jumlah jangkauan dan feedback
lebih besar. Dengan begitu, untuk menjangkau banyak audience di Facebook,
usahakan menggunakan link. Tipe konten link yang paling banyak mendapatkan feedback biasanya berupa list post/artikel list (seperti: 5 manfaat….), why
post/penjelasan mengapa (seperti: ini alasan mengapa…), video, how to/panduan (seperti: cara mudah….),
dan what post/penjelasan apa
(seperti: apa itu…..).
Setelah mengetahui konten apa yang tepat dan media sosial apa
yang perlu difokuskan, sekarang kita memasuki frekuensi dan waktu yang optimal
untuk berbagi konten tersebut di media sosial. Seperti yang sudah dijelaskan,
frekuensi postingan Facebook, Twitter, dan media sosial lainnya berbeda-beda.
Berikut ini rekomendasi frekuensi optimal untuk masing-masing media sosial.
ü Facebook : 2-3x sehari
ü Twitter : 3-5x sehari
ü Instagram : 1-2x sehari
ü Youtube : minimal 1x per
minggu
Lalu, bagaimana mengetahui waktu yang optimal? Waktu optimal
ini akan dibahas lebih lanjut di penjelasan selanjutnya di masing-masing media
sosial. Tapi, berikut ini ada gambaran dari Buffer mengenai jam posting yang
ideal.
Mengelola media sosial bukanlah pekerjaan sekali jalan,
melainkan berkelanjutan. Tidak peduli seberapa bagusnya konten kita, kalau
hanya dilakukan sekali-sekali maka strategi kalian tidak akan berhasil dan
audience akan lebih mudah lupa. Lagi, lagi, media sosial bukan hanya membuat
konten, ada pekerjaan lain yang harus dilakukan, yaitu:
ü Berinteraksi dengan
audience
ü Perencanaan konten
ü Analisa statistik dan
goal
ü Perencanaan dan
eksperimen
Untuk mempermudah proses implementasi strategi dan
pelaksanaan penggunaan media sosial ini, kalian bisa mengikuti tugas harian,
mingguan, dan bulanan ini.
Tugas harian:
ü
Membalas mention, pesan, dan komentar audience
ü
Melakukan monitoring kata kunci/keyword
ü
Menerbitkan/menjadwalkan konten baru
ü
Mencari bahan untuk konten baru
ü
Mencari ilmu dan referensi mengenai strategi media sosial
terbaru
ü
Berinteraksi dengan audience dan influencer
ü
Membuat gambar untuk konten
ü
Membuat konten untuk dibagikan ke media sosial
Tugas mingguan:
ü
Analisa konten dalam seminggu terakhir
ü
Analisa peningkatan dan penurunan
ü
Analisa terhadap goal dan sasaran yang sudah ditentukan
ü
Analisa hashtag
ü
Optimasi website untuk media sosial
Tugas bulanan:
ü
Memeriksa goal yang sudah dibuat
ü
Membuat goal baru
ü
Merencanakan eksperimen baru untuk sebulan kedepan
ü
Update foto profil, deskripsi, bio, dll
ü
Melakukan penyesuaian terhadap frekuensi dan jadwal posting
Yang tidak kalah penting adalah :
“Media
sosial BUKAN untuk MENGHASILKAN
PENJUALAN langsung, melainkan mendapatkan REPUTASI
dan membangun BRAND.”
Jangan mengharapkan penjualan langsung dari media
sosial, karena media sosial bukanlah tempat
untuk kita saat ingin membeli sesuatu. Mayoritas audience media sosial
menggunakan jejaring sosialnya untuk terhubung dengan keluarga, teman, mencari
trend, menulis review, pendapat,
opini, pikiran, dan sebagainya. Lebih baik kalian berfokus untuk membangun
brand dan mendongkrak reputasi, bukan untuk menjual.
Selain
itu, jangan terlalu sering membicarakan
tentang produk atau bisnis kalian sendiri. Audience tidak akan peduli
dengan kita. Ingat, audience menggunakan media sosialnya untuk mencari kabar
teman, keluarga, atau mencari konten yang menarik. Lebih baik kalian
menyediakan konten yang mereka cari, entah seperti informasi penyelesaian
masalah/kendala, layanan customer service, informasi yang menghibur, edukatif,
atau promosi dan event.
Tentu
kalian semua mengetahui bahwa “Content is a king” atau konten adalah raja.
Ungkapan ini memang benar, tanpa konten yang berkualitas akan mustahil bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan. Tapi, di media sosial beda. Kualitas konten masih penting, tapi konteks
juga sangat penting. Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah
kejadian, ide, pernyataan, gagasan, sehingga semuanya terhubung dan bisa
dipahami dengan jelas. Lebih baik kalian membuat profil atau gambaran dari
orang-orang yang akan tertarik dengan bisnis kita.
Do not
|
Do
|
Mencari
pembeli langsung di media sosial
|
Bangun
brand di media sosial
|
Menggunakan FB Ads
untuk langsung mendapatkan pembeli
|
Gunakan FB Ads untuk
mendapatkan kontak audience
|
Membuat konten hanya di media sosial
|
Buat konten di website
& media sosial sebagai tempat distribusinya
|
Membuka toko di media sosial
|
Bawa orang yang ingin membeli ke website
|